Pada dasanya, anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki fitrah seksualitas seperti anak lain pada umumnya yang dikategorikan normal. Seiring pertambahan usia dan hormon pubertas, ABK juga akan mengenal yang namanya "virus merah jambu."
Sehingga edukasi seksual untuk anak kebutuhan khusus dinilai penting dan harus disertakan dalam pembelajaran di sekolah. Walaupun, beberapa orangtua masih menganggap hal ini tabu, namun guna menghindari atau meminimalisir risiko dari perilaku seksual, pemahaman mengenai seks hendaknya diajarkan sejak dini. Tidak terbatas pada anatomi bentuk tubuh saja, melainkan juga tentang perilaku seks yang wajar, norma di lingkungan sekaligus bahaya akibat perilaku seks yang menyimpang.
Tentu saja semua hal tersebut di atas harus diberikan menggunakan bahasa paling sederhana disertai contoh dan analogi yang mudah dimengerti oleh anak-anak berkebutuhan khusus.
Maka dari itu, sebelum membahas perihal pendidikan reproduksi dan pendidikan seksualitas, para orangtua diharapkan untuk memahami komponen-komponen pendidikan seksualitas komprehensif di bawah ini dengan tepat.
7 Komponen Pendidikan Seksual Sejak Dini
1| GENDER
Gender adalah pembeda yang tampak jelas pada laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini, perbedaan tersebut biasanya meliputi sifat, atribut, peran, sikap dan perilaku serta keterlibatan dalam kelompok sosial.
Dalam materi pendidikan seksual pada anak sekolah dasar, gender mencakup banyak hal. Seperti perubahan norma, ketidaksetaraan gender, persepsi maskulinitas dan feminitas dalam lingkup keluarga maupun masyarakat.
Karena bahasannya bisa jadi cukup rumit, maka para orangtua ataupun pengasuh (yang dipercaya) dapat menerangkan perihal gender kepada ABK dengan sesederhana mungkin agar mudah dimengerti.
Contoh sederhana, dengan menunjukkan perbedaan baju pada laki-laki dan perempuan. Atau model rambut pada laki-laki dan perempuan. Jika muslim, maka bisa menggunakan jilbab sebagai pembeda antara laki-laki dan perempua.
2| KEPUASAN
Kepuasan memiliki arti yang lebih luas. Namun untuk anak berkebutuhan khusus, cukup dijelaskan makna kepuasan yang bernilai positif saja. Atau pada tuna grahita ringan yang mulai beranjak dewasa, pemahaman mengenai kepuasan seks bisa dijelaskan bahwa seks bukan hanya perihal hubungan badan, melainkan juga harus dengan persetujuan dan tanpa kekerasan.
Dalam komponen kepuasan, juga mencakup tentang bahaya alkohol dan obat-obatan terlarang serta dampak yang bisa ditimbulkan.
Karena anak-anak dengan kebutuhan khusus cenderung "polos", maka sgar tidak kecolongan, orangtua sebaiknya selalu mendampingi terutama bagi yang mulai baligh untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Contoh sederhananya adalah, tidak membiarkan anak bermain gadget atau menonton film tanpa pengawasan. Terapkan screen time jika perlu. Dan untuk Youtube, bisa menggunakan Youtube Kids atau dengan mengaktifkan kontrol orangtua.
3| HAK SEKSUAL DAN HAM
Hak Seksual dan Hak Asasi Manusia yang dimaksud ialah seputar hukum, norma, advokasi, negosiasi, pilihan dan proteksi terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
Kembali lagi pada kepuasan, hak seksual pada ABK juga harus disertai dengan pemahaman akan pentingnya hubungan seksual secara aman dan sehat. Selain itu, kesehatan mental setiap ABK pun menjadi syarat dasar dalam perilaku seksual sehingga mutlak setiap anak berkebutuhan khusus mendapat perlindungan HAM dan pelayanan yang mudah diakses.
Contoh penerapan Hak Seksual dan HAM pada tuna wicara, tuna rungu dan tuna netra adalah dengan pemberian pemahaman mengenai batasan jatuh cinta ketika usianya sudah cukup, yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan lawan jenis, bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh lawan jenis. Sedangkan pada tunagrahita sedang dan berat, tergantung orangtua masing-masing.
4| KESPRO DAN HIV
Kesehatan Reproduksi dan HIV meliputi anatomi, cara memakai kondom, aborsi, proses reproduksi, kepercayaan diri, edukasi IMS (Infeksi Menular Seksual), pencegahan HIV, respon seksual, mitos, stereotip, penghormatan terhadap tubuh, kesetiaan dan berpantang serta siklus kehidupan yang mencakup pubertas, menopause, stigma dan problem seksual.
Contoh sederhana, yaitu cara menjaga kebersihan organ intim saat menstruasi pada anak perempuan atau mencuci tangan setelah buang air kecil untuk anak laki-laki.
5| KEKERASAN
Poin penting dalam edukasi seksual untuk anak berkebutuhan khusus menurut saya adalah pentingnya memahami makna kekerasan yang cakupannya sangat luas. Dimana dibutuhkan keamanan personal agar terhindar dari tindak kejahatan yang merugikan.
Oleh sebab itu, jika orangtua tidak bisa selalu mendapingi anak, diharapkan dapat membekali anak dengan kemampuan bela diri. Tidak hanya itu, sebagai tindakan preventif, orangtua juga perlu memahami perilaku anak sendiri, mengetahui fasilitas pelayanan dan bantuan yang tersedia serta pandai membaca lingkungan.
Contoh, tidak mempercayakan anak-anak dengan ketunaan ganda maupun sedang dan berat pada sembarang orang. Misalnya, anak-anak yang mengidap down syndrome sedang atau berat dan sudah mendapatkan periode bulanan, sebaiknya selalu didampingi agar tidak mudah mendekat kepada lawan jenis atau tidak mudah dipercaya oleh orang asing. Sebab dikhawatirkan dapat mengalami kekerasan seksual yang bisa menimbulkan trauma.
6| KERAGAMAN
Sebenarnya, special needs children juga membutuhkan edukasi seksual sejak dini. Alasannya, keragaman dalam hidup yang sangat luas akan menimbulkan berbagai permasalahan di kemudian hari. Seperti keragaman agama, budaya, etnik, sosial ekonomi, disabilitas dan seksualitas.
Belum lagi mengenai diskriminasi dan dampak negatif terhadap kebutuhan seksual anak-anak berkebutuhan khusus. Sungguh sangat komples, bukan?
Contoh, pendidikan seksual islami akan berbeda dengan yang non-muslim. Entah itu perihal interaksi dengan lawan jenis, cara berpakaian ataupun dalam hal pergaulan sehari-hari.
7| HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Mengembangkan nilai-nilai kesetaraan merupakan salah satu hal penting yang harus diterapkan dalam lingkungan anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Hubungan komunikasi yang baik antara keluarga, teman dan tetangga juga dapat membantu ABK dalam memahami kehidupan seksualnya.
Interaksi para anggota keluarga dalam mengungkapkan kasih dan sayang pun menjadi bentuk hubungan yang paling mudah ditiru.
Maka dari itu, perlu berhati-hati jika hendak melakukan kegiatan 21+ sebab tanpa pengertian dan pendampingan yang tepat, anak-anak dengan berkbutuhan khusus dapat meniru dan menganggap hal tersebut wajar dan boleh dilakukan.
One more, jenis hubungan yang tidak sehat seperti sikap emosional dan tempramental dapat memicu kebiasan buruk pada anak. Sehingga disarankan untuk tidak menunjukkan pertengkaran orang dewasa di hadapan anak.
Kesimpulan
Dengan demikian, edukasi seksual untuk anak berkebutuhan khusus pun orangtua yang bersangkutan dinilai sangat penting. Diharapkan juga, agar orangtua maupun pendamping (yang dipercaya) memperoleh informasi yang tepat serta dapat mengenali dan memahami perilaku seksual anak dengan baik agar terhindar dari pelecehan seksual pada anak berkebutuhan khusus ataupun terhadap norma yang ditetapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Referensi:
- https://pkbi.or.id/7-komponen-pendidikan-seksualitas-komprehensif/
- https://hellosehat.com/parenting/remaja/tumbuh-kembang-remaja/edukasi-seks-anak/
Edukasi seksual memang sangat penting pada siapa saja, pada semua anak termasuk anak dengan kebutuhan khusus. Bagaimanapun akan ada masanya mereka sampai pada titik dimana ada ketertarikan seksual
ReplyDeleteTerimakasih sudah berbagi mbak
Artikel seperti ini sangat penting untuk dibaca lebih banyak orang
Jadi belajar banyak dari tulisan ini, dan gak hanya untuk yang berkebutuhan khusus tapi bisa juga diterapkan untuk anak normal. Peran orangtua sangat penting disini
ReplyDeleteMasya Allah, ada banyak cara sebetulnya ya untuk mengedukasi anak-anak, termasuk dari contoh-contoh kegiatan sehari0-hari yang mereka kenal. Semoga [ara orang tua bisa mulai dekat dg anak ttg edukasi seks :)
ReplyDeleteSetiap anak perlu diberikan edukasi seks ya, Mbak. Termasuk anak berkebutuhan khusus. Dan memang cara menyampaiannya juga ahrus khusus dan berbeda dari anak lainnya. Tujuannya memang agar anak berkebutuhan khusus sedikitnya paham, jadi bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
ReplyDeletemenurutku memang salah satu hal yg menantang bagi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus adalah persoalan sex edu. jadi tantangan untuk mengajarkan agar anak bisa melindungi dirinya sendiri ya, kak.. bagi orang tua biasa aja hal2 ini juga menantang bangett
ReplyDeleteEdukasi seksual ini terasa harus dilakukan dengan cara yang sangat bijak pula dari orangtua. Karena bekal yang bisa kita berikan kini akan menjadi cara pandang mereka terhadap dunia, kelak.
ReplyDeleteTerimakasih mbak sudah mau berbagi informasi ini. Edukasi ini emang diperlukan untuk semua anak, karena di zaman sekarang ngeri bener rasanya. Banyak sekali pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak.
ReplyDeleteKalau terlalu lama dengan gadget memang dampaknya gak baik ya.
ReplyDeleteSehingga perlu buat tidak hanya mengawasi saja tapi juga membatasinya
Duh jadi inget sama kasus pelecehan seksual di filmnya young woo. Emang anak berkebutuhan khusus rentan mengalami kasus itu yaa kak, makanya edukasi penting bangett buat mereka
ReplyDeleteWah thanks buat insightnya mba. Sebagai ibu, tantangan tersendiri sih buat aku untuk mengajarkan edukasi seks bagi anak. Semoga fase ini bisa terlalui dengan baik ya :)
ReplyDeleteBetul banget bun, pendidikan seks diberikan kepada anak sejak dini baik anak normal maupun tidak normal.
ReplyDeleteKejahatan seksual jaman sekarang ngerii parah, ada bapak mencabuli anak kandung sudah setahun lamanya kebetulan tetangga temenku soalnya
Artikel yang menarik, insighful banget. Jujurly, menerapkan sex edu untuk anak biasa aja agak susah, apalagi yang untuk ke anak "spesial".
ReplyDeleteMembaca ini menyadarkan saya tentang edukasi tentang seks untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, mereka wajib tetap diberikan edukasi agar memahami mana yang boleh dan tidak, dan pastinya diarahkan agar tidka salah kaprah
ReplyDeleteMasya Allah jadi nambwah wawasan. Kadang kita menjadikan mereka maaf no 2. Padahl itu udah fitrahnya ya ya. Bener banget mereka juga tetap butuh edukasi seks juga
ReplyDeleteBener banget ini, kita wajib ngajarin ke anak berkebutuhan khusus pula, karena kita setara. Semangat untuk para orang tua dan pendamping anak berkebutuhan khusus.
ReplyDeleteSama halnya dengan anak anak lain ya, special needs juga perlu dibekali dengan edukasi seksual. Untuk hal ini, orang orang yang paling sering berinteraksi lah yang berperan penting karena mereka yang paling tahu bagaimana caranya agar pesan tersebut tersampaikan...
ReplyDeleteKemarin habis nonton drakor ATTORNEY WOO, salah satu kasusnya tentang pelecehan seksual yang dialami ABK. Gegara itu jadi mikir kalau memang pendidikan seksual buat ABK sangat penting sih ya, artikel bagus kak
ReplyDeleteAntara penting lingkungannya dan percontohannya ya jadi bukan hanya saat mengajarkan saja, tentu juga terus untuk didampingi dalam pengenalannya seperti poin-poin di atas. Ddari sisi orang tua atau pendampingnya yg terpercaya juga perlu untuk menelaah dan belajar ulang pula agar pemahamannya tepat, jd bukan hanya menyampaikan saja.
ReplyDelete