Childfree adalah keputuskan untuk tidak memiliki anak, baik anak kandung, anak angkat ataupun anak tiri. Hal ini berlaku dalam sebuah jalinan pernikahan maupun keinginan pribadi dalam jangka panjang.
Fenomena childfree sesungguhnya sudah ada sejak lama. Namun baru gempar setelah Gita Savitri Devi -seorang influencer asal Indonesia yang kini tinggal di Jerman bersama sang suami- mengumumkan bahwa tidak ingin memiliki anak dikarenakan beberapa sebab.
Menurut psikolog, childfree artinya tanggungjawab. Jadi, ketika sudah memutuskan untuk tidak berketurunan setelah menikah, maka harus dibicarakan terlebih dahulu dengan keluarga besar.
Kamu bisa tetap dengan keputusan tersebut apabila disetujui oleh keluarga masing-masing. Namun jika mereka menolak, bisa jadi kamu akan mendapat tekanan yang sulit diatasi kedepannya.
Karena dalam sebuah pernikahan, tentu terselip harapan orangtua untuk segera menimang cucu. Selain itu, bukankah salah satu tujuan pernikahan adalah menyambung garis keturunan?
❗SEJARAH CHILDFREE
Dikutip dari Wikipedia, istilah childfree mulai muncul sejak akhir abad ke-20. Dimana dalam tradisi masyarakat umum, menjadi childfree sangat tidak diharapkan dan selalu menuai pro dan kontra.
Rachel Chrastil -Profesor sejarah dari Universitas Xavier- menjelaskan, keinginan seseorang atau pasangan yang enggan memiliki anak bahkan sudah dimulai sebelum muncul istilah "childfree."
Tepatnya, pada abad ke-21.
Menurut Rachel, para wanita di seluruh dunia akan berusia 45 tahun tanpa melahirkan pada saat itu. Ada yang memang memutuskan untuk bebas dari anak. Sebagian memang ditakdirkan tidak memiliki anak karena kemandulan. Ada pula yang malah sibuk memperdebatkan apakah harus atau tidak memiliki anak. Beberapa juga sengaja childfree karena ingin fokus pada pasangan.
Sebenarnya, ada beragam alasan yang melatarbelakangi keputusan ini. Kebanyakan memang berasal dari faktor ekonomi dan hasrat pemenuhan kebutuhan pribadi.
Sedangkan menurut David Foot -seorang pakar ekonomi dari Universitas Toronto- tingkat pendidikan perempuan memegang peranan penting dalam fenomena childfree. Beliau menjelaskan, semakin tinggi pendidikan seorang perempuan, maka keinginan untuk memiliki anak akan berbanding terbalik dengan tingkat pendidikannya.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil obrservasi berikut ini:
- Perempuan childfree tidak pernah menikah = 82.5%
- Perempuan childfree menikah = 12.9%
- Perempuan childfree tidak lulus SMA = 13.5%
- Perempuan childfree lulus SMA = 14.3%
- Perempuan childfree berpendidikan tinggi tanpa gelar = 24.7%
- Perempuan childfree Associate Degree = 11.4%
- Perempuan childfree bergelar sarjana alias S1 = 18.2%
- Perempuan childfree bergelar S2/S3 = 27.6%
Bukankah data diatas menunjukkan level pendidikan menjadi faktor pendukung seorang perempuan menjadi childfree?
Meski demikian, childfree journal lebih umum terjadi pada golongan kaum adam. Para pria berpikir, anak akan membatasi kehidupan mereka. Harus ada yang dikorbankan saat proses pengasuhan anak. Lebih spesifik, pria-pria dengan konsep "bebas tanpa anak" merasa khawatir akan dampak buruk yang akan timbul jika memiliki buah hati. Terutama dalam hal personal, individual dan internal.
Nyatanya, tindakan preventif yang dimaksud Gita Savitri juga menjadi alasan banyak orang memilih childfree. Bahkan, insting keibuan hingga masalah emosional pun turut mewarnainya.
- Jaringan dan sumber daya yang kurang mendukung
- Kesejahteraan pribadi yang belum sempurna
- Kelainan genetik atau masalah kesehatan lainnya
- Khawatir aktivitas seksual terganggu
- Beragam macam ketakutan akibat trauma (diculik, disekap, dikekecewakan)
- Ketakutan akan perubahan fisik akibat kehamilan, childbirth serta melahirkan
- Keyakinan bahwa seseorang bisa memberikan kontribusi besar pada kemanusiaan lewat usahanya, bukan lewat cara membuat anak (akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya)
- Kesadaran terhadap ketidakmampuannya menjadi orang tua
- Memiliki pandangan bahwa memilki anak adalah salah satu tindakan dari narsisme 😅
- Tidak menemukan pasangan yang cocok
- Pandangan bahwa memiliki anak adalah tindakan yang kurang tepat karena masih banyak anak terlantar di luar sana
- Berpikir memiliki anak akan menyebabkan overpopulation, polusi semakin meningkat sehingga berakhir dengan kelangkaan sumber daya alam.
- Sikap antinatalism, yaitu sebuah keyakinan dimana menciptakan manusia-manusia baru merupakan suatu sikap immoral yang dilakukan turun termurun
- Keyakianan bahwa manusia cenderung memiliki anak karena alasan yang salah. (misalnya, ketakutan, tekanan sosial dari norma atau aturan budaya)
- Mengikuti ajaran agama yang menolak memiliki anak (ada, lho agama yang seperti ini. Tapi saya belum menemukan banyak sumber untuk dijadikan artikel)
- Tidak menyukai anak-anak
- Tidak tertarik memiliki anak
- Merasa terlalu tua untuk memiliki anak (poin ini juga dialami oleh Irwan Mussry. Pernah dengar kisahnya di infotainment?)
- Takut karir akan terganggu
Dan masih banyak alasan lainnya yang bisa saja muncul sesuai perubahan sudut pandang dan perkembangan zaman.
❗CHILDFREE MENURUT ISLAM
Meski childfree merupakan tindakan preventif bagi beberapa golongan, namun dalam islam. mengambil keputusan untuk tidak berketurunan sama saja dengan menyalahi fitrah sebagai manusia.
Bukankah salah satu tujuan dari sebuah pernikahan adalah untuk memiliki keturunan?
Lantas, bagaimana jika pasangan yang sudah menikah memilih tetap berdua tanpa adanya anak-anak diantaranya?
Dijelaskan oleh pengajar di Pondok Pesantren Nurud Dhalam, Sumenep, Madura, Ning Shofiyatul Ummah dalam makalah NU online, bahwasannya childfree menurut islam sangat berrtentangan dengan ajaran Rasulullah SAW. Fenomena ini juga sangat tidak lazim dengan budaya kita.
Berikut dalil mengenai larangan childfree seperti yang tertera pada kitab Ihya Ulumuddin merujuk dari imam Al-Ghazali:
وفى التواصل الى الولد قربة من اربعة وجوه هي الاصل فى الترغيب فيه عند امن من غوائل الشهوة حتى لم يحب احد ان يلقي الله عزبا الاول موافقة الله بالسعي فى تحصيل الولد الثانى طلب محبة الرسول صلى الله عليه وسلم في تكثير من به مباهته الثالث طلب التبرك بدعاء ولد الصالح بعده الرابع طلب الشفاعة بموت الولد الصغير اذا مات قبله
Yang artinya, usaha untuk memiliki keturunan (menikah) merupakan ibadah dari 4 sisi. Pertama, mencari ridho Allah dengan menghasilkan keturunan. Kedua, mencari cinta Nabi bersama keturunan yang dibanggakan. Ketiga, berharap doa dari anak sholeh ketika ajal menjemput. Dan yang keempat, mengharap syafaat sebab anak kecil yang meninggal mendahuluinya
Dimana ke-4 sisi tersebut akan menjadi alasan dianjurkannya seseorang menikah agar terhindar dari syahwat, sehingga ketika bertemu dengan Nya sudah dalam keadaan berbahagia sebab tidak lagi sendiri
Dengan demikian, childfree artinya konsep kehidupan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Sebab menurut pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya I'lamul Muwaqqi'in seperti yang dilansir oleh kumparan.com, salah satu tujuan menikah adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dengan melahirkan keturunan yang saleh dan saleha.
❗BENARKAH CHILDREE MEMBUAT BAHAGIA SELAMANYA?
"I don't think it's a compromise to have children. I don't think it's a compromise not to. I think it's just a different choice." - Cameron Diaz
Being a childfree bukan berarti tidak menyukai anak kecil. Benar yang dikatakan oleh bintang film Hollywood, Cameron Diaz. Itu hanya sebuah pilihan yang berbeda. Dimana masing-masing orang berhak atas keputusan mereka tanpa harus menjadi sama dengan lainnya.
Sependapat dengan childfree Gita Savitri, Sonia Lontoh juga mengatakan hal yang sama. Perempuan asli Indonesia yang kini menetap di San Fransisco ini mengungkapkan alasannya tidak ingin memiliki anak karena ingin bermanfaat untuk dunia.
Menjadi childfree membuat Sonia bisa memanfatkan waktunya untuk banyak kebaikan. Selain itu, tidak memiliki anak menurut Sonia juga bisa menghemat sumber daya bumi.
❗CONCLUSION
Sekalipun childfree by choice, tetap ada risiko yang harus ditanggung pada masa yang akan datang. Bukankah hidup itu adalah proses sebab akibat? Maka wajar saja seandainya muncul pihak-pihak yang pro dan kontra. Apalagi jika tinggal di negara maju yang netizennya selalu maha benar 😅
Namun, apabila being childfree artinya bisa membuat hidup lebih berwarna, lebih bermakna. Why not?Referensi:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Childfree
- https://jurnalgarut.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-332428236/childfree-dan-sekelumit-sejarahnya-ramai-dibahas-pasca-keputusan-gita-savitri-apakah-masih-relevan
- https://www.jatimnetwork.com/khazanah/pr-43943217/hukum-childfree-atau-menikah-tanpa-maksud-punya-anak-dalam-islam-beserta-dalil-dan-hadits-penguat?page=all
- https://www.voaindonesia.com/a/tanpa-anak-dan-bahagia-mengapa-tidak-/5956367.html
- https://kelascinta.com/single-life/childfree-egois
- https://www.parapuan.co/read/532849990/mengenal-istilah-childfree-keputusan-untuk-tidak-memiliki-anak-karena-pilihan
- https://kumparan.com/salmanfrs087/tren-childfree-dalam-perspektif-islam-1wN30sDs6V1/2
Suka dengan pembahasan Chldfree ala Mba Narasinia. Terasa netral dan tak menjudging. Sudah beberapa kali saya membaca bab perihal Chldfree ini dan data yang saya baca adalah kontra. Bagi saya, tulisan kak Narasinia terasa mengalir dan enak dibaca. Thanks kak ulasannya. Salam dari saya :)
ReplyDeletekembali kasih, kakak :)
Deletekarena sejujurnya saya juga penasaran dengan topik ini. Setelah dipahami, betul... semua orang punya keputusannya sendiri. Pro atau kontra, semua risiko pasti sudah dipikirkan kan? jadi kenapa harus ribut sama urusan orang. kita kan hanya penonton. yang jalani mereka. susah senangnya juga mereka sendiri yang rasakan
so, jangan suka menghakimi. itu aja ^^
Dari dalil yang ada, sudah jelas childfree itu konsep kehidupan yang tidak sesuai dengan ajaran agama, seperti yang sudah mbak tuliskan. Dan kalau mau pikir mudah lagi, kita bisa berpikir kenapa rahim itu diciptakan, tentu bukan buat sekedar "pajangan" di badan :D
ReplyDeleteMemiliki anak tidak akan membuat dunia seorang ibu terbatas, apalagi sekadar untuk menjadi bermanfaat dan kebaikan, sungguh banyak jalan untuk itu.
benar, kak
Deletesemua anggota dan organ tubuh itu sudah memiliki fungsi masing-masing. sudah selayaknya pula digunakan sesuai kegunaannya
namun tetap kembali pada keputusan orang itu sendiri.
Alasan yang paling mudah kalau menurut sya bagi mereka berpaham childfree ini, karena mereka enggak mau bertanggung jawab, memiliki keturunan itu tanggung jawab yang besar, salah mendidik habislah sudah..
ReplyDeleteiya betul, kak
Deletejadi orangtua itu kan artinya belajar seumut hidup
sedang banyak diperbincangkan nih soal childfree
ReplyDeleteya mungkin, itu mah bagaimana prinsip dari setiap masing-masing orangnya aja ya kan mba?
yups
Deletesemua orang berhak atas kebahagiaannya sendiri
begitu pun dengan segala risiko yang menyertai
Wah, kalau sampai semua orang kepikiran untuk tidak mau menikah atau tidak mau memiliki anak, lalu bagaimana dengan nasib bumi ini yang sudah di amanahkan kepada manusia yaa? Salah satu tujuan pernikahan kan sebenarnya untuk mencari keturunan untuk melanjutkan kehidupan di bumi ini, dan masih banyak lagi. Mungkin perlu diperiksa bagi yang memiliki pikiran tidak mau menikah atau tidak mau memiliki anak. Menyalahi takdir ga sih?
ReplyDeleteMakasih artikelnya bagus banget kak. Bisa buat bahan bacaan nih. Good job.
gak semua orang punya keputusan yang sama kok, kak
Deletemungkin hanya beberapa saja
dan insyallah, istilah "banyak anak banyak rejeki" masih jadi pedoman kuat bangsa Indonesia, kok ^^
Iya sih kak. Ngeri aja kalau pemikiran semua orang sama begitu. Btw, kk nambang btc? Atas ada seperti iklan atau affiliasi?
DeleteSaat ada yang memutuskan childfree, aku malah kepikiran sama kakakku yang belum punya keturunan di usia 48 tahun sekarang..Padahal nikah sudah tahunan dah usaha banyak buat kehamilan. Tapi mungkin memang Allah ga kasih amanah anak.
ReplyDeleteSementara di belahan lain ada yang memutuskan untuk ga punya anak...speechless aku.
Btw, aku pernah tinggal 2 tahun di Amerika, beberapa teman, tetangga di sana memang ada yang hanya tinggal berdua berpasangan, tanpa anak. Entah apa alasannya, terlalu pribadi untuk bertanya
iya ya mbak
Deletechildfree ini berbanding terbalik dengan harapan pasangan-pasangan yang sudah lama berumah tangga tapi masih belum juga dikaruniai momongan
Semua orang bebas menentukan pilihan hidup sih ya.
ReplyDeleteYg penting kagak ngrepotin orang lain wkwkw.
Mau childfree atau engga, terserah :D
Bahkan dia mutusin mau melajanng seumur hidup, juga terserah
exactly mbak
Deletesemua keputusan sekaligus risiko hidup itu tanggungan masing-masing
jadi gak perlu ribut dengan pendapat atau ngurusin urusan orang lain >.<
Saya sangat setuju dengan pandangan Islam tentang tidak berketurunan sama saja dengan menyalahi fitrah sebagai manusia... Sangat bermanfaat...
ReplyDeletesaya juga suka bingung harua child free atau ngak tapi karena saya dapat pencerahan di sini jadi harua pikir matang matang saya gk mau sampai melanggar perintah allah
ReplyDeleteCameron Diaz mematahkan sendiri childfree yang waktu masa muda begitu digembar gemborkannya, dia merasakan ada yang kurang setelah menepi dari Hollywood. Saat memutuskan untuk punya anak, beruntung diusia 47 tahun dia masih mempunyai kesempatan menjadi seorang ibu.
ReplyDeleteSemoga yang mba2 kece muda yg juga bersuara sama, ke depannya kita siapa yg tahu. Hati selalu dibolak balik.
Apapaun keputusan yang diambil seseorang, semoga yg terbaik dan tidak disesalinya..
Masya Allah penjelasannya runut mengensi child free. Sebuah tulisan yang utuh.
ReplyDeleteSecara personal aku menganggap keputusan childfree adalah hak setiap orang. Apalagi secara penelitian terbukti tingginya pendidikan berbanding terbalik dengan keinginan memiliki anak.
ReplyDeleteTohh tidak semua pria juga bisa turut berbagi dan bertanggung jawab dalam situasi yg serba tidak nyaman di masa hamil, melahirkan, menyusui, mengurus, membesarkan hingga mendidik seorang anak.
Saya gak berani komen tentang keputusan Gita karena pastinya sudah melalui pertimbangan yang matang
ReplyDeleteselain itu, banyak keputusan yang akhirnya diubah
Ayu Utami pengarang buku Saman, misalnya pernah menyatakan gak mau kawin, dia dicecar sana sini dan keukeuh gak mau
Eh akhirnya menikah juga, walau alasannya bla..b la...bla :D
Childfree menurut saya kurang tepat ya, karena selayaknya seorang suami pastinya ingin memiliki anak supaya hati tenang, ada hiburan di kala waktu senggang, dan bisa jadi aset bagi kita ketika tua nanti.
ReplyDeleteChildfree adalah pilihan. Kalau memang sudah memutuskan tidak mau punya anak, ya sebaiknya tidak dipaksa sih daripada nanti mlh berimbas ke anak.
ReplyDeleteMemang pro dan kontra ya kak mengenai childfree ini. Semua kembali ke pribadi masing-masing aja karena mgkin alasannya juga beda-beda
ReplyDeleteWell-written Mbak Nia. Jika kita mendalami dan mau merenungi lebih jauh, terutama dalam sisi agama, menikah/berkeluarga dan akhirnya mempunyai anak, adalah fitrah kita sebagai manusia. Jadi menurut pendapat saya, mereka yang memutuskan untuk childfree, mungkin belum menggali lebih jauh tentang hal ini. Tidak adanya pihak yang mampu memberikan pencerahaan juga salah satu faktornya.
ReplyDeleteBeda permasalahannya jika suami istri atau salah seorang di antaranya mengalami atau menderita masalah kesehatan yang tidak memungkinkan mereka memiliki keturunan. Ini tentu saja bisa diterima dengan baik.
Bagi saya pribadi, memiliki anak adalah sumber kebahagiaan dalam berumahtangga. Hidup jadi ada tujuan yang lebih jelas yaitu menjadikan anak-anak sholeh dan sholeha, menambah jumlah muslim dan muslimah yang nantinya akan membangun agama saya dengan kualitas keimanan yang lebih baik, serta mempersiapkan mereka agar bisa mendoakan semua kebaikan jika saya sudah tidak ada lagi di dunia.
Perihal childfree kalau dikaitkan dengan agama memang tidak boleh. Tapi melihat perkembangan zaman dengan memperbudaki manusia saya rasa keputusan itu akan selalu jadi pilihan bagi mereka. Entahlah jika nanti dunia semakin tua lagi...
ReplyDeleteKynya gk pas child free
ReplyDeleteFenomena apapun wajar aja sih ya..tinggal kita skip atau ikutin kan semua tergantung prinsip masing2 ..yg mau childfree ya monggo yg mau berkeluarga samawa sampai beranak pinak ya monggo hehehe
ReplyDeleteMAsha Allah, lengkap banget Mba :D
ReplyDeleteBtw agak sedih ya, kalau mempunyai anak itu semacam kewajiban gitu, di mana kalau nggak mau punya anak kudu izin keluarga besar dulu.
Kalau keluarga nggak ngizinin, terus akhirnya maksain punya anak, terus anaknya jadi bulan-bulanan maknya gimana ya?
Kalau menurut saya, childfree itu sah-sah saja sih, itu juga cuman sebuah ikhtiar dari pasangan, sama aja kayak orang yang mati-matian pengen punya anak.
Kalau Allah berkehendak lain, ya rencananya childfree nya nggak bisa diterusin deh, hehehehe
baru kali ini aku baca tulisan ttg childfree tapi ada klasifikasi sesuai pendidikan. Dan kalau dipikir-pikir sih iya, yang punya keputusan matang yg uda berpendidikan
ReplyDeletesaya ada pengalaman awalnya kami takut untuk mendapatkan anak, ada rasa ketidaksiapan yang terus melanda dan sempat berpikir untuk "childfree" karena kesibukan saya dan istri, yah pokoknya serba takut, hingga akhirnya setelah 2 tahun kami memutuskan untuk memiliki anak supaya kelak bisa menjadi penerus kami. "Untuk siapa kita mencari nafkah? akan kepada siapa kita kelak jika sudah tua renta?" dari pertanyaan itu ah akhirnya berani ambil keputusan memiliki anak.
ReplyDeleteSumpah bru tau soal istilah childfree apa lg seorang mbak gita blogger favorit sy yg juga menerapkan prinsip childfree menurutku sangat disayangkan, kan guna menikah itu kan bukan sekedar ibadah atau pun menjauhi jina dan juga menamba keturunan 😞😞😞
ReplyDeleteYa Allah.. jelas banget pemaparannya Mbak. Iya memang tujuan kita menikah adalah memiliki keturunan. Sesuai ajaran agama dan budaya kita.
ReplyDeleteTapi memang ada teman saya jg, menikah dg orang bule dn sepakat mereka tdk mau memiliki keturunan sampai selalu suntik KB terus. Tapi, dia malah memilih pelohara anjing dn dianggap itu adalah anaknya..masyaallah ya pemikirannya.
Tapi, kembali lagi, setiap org memiliki keputusannya masing2 sih. Jadi yasudah kita hargai saja.
Saya baru tahu kalau ada fenomena childfree atau pasangan yang memutuskan tidak ingin memiliki anak.... wah nambah wawasan lagi nih setelah baca-baca artikel di narasinia.com... Thank you admin...
ReplyDeleteWah, tulisannya sangat bagus, berimbang, dan tidak judging. Terima kasih sudah sharing pemikirannya, Mbak! Memang benar semua orang berhak memutuskan pilihannya, baik ingin punya anak maupun childfree.
ReplyDeleteWah topik menarik mbak, ada Bu Sonia Lontoh juga ya, dulu saya wawancara beliau pas nulis buku, memang prinsipnya seperti itu. To me, masih dengan prinsip ajaran agama yang saya anut untuk memiliki anak, mendidiknya sebagai investasi sampai akhirat, insyaAllah. Terima kasih ulasannya.
ReplyDeleteTopik yang lagi panas nih. Aku tahunya sejak influencer Gitasav menyatakan dirinya childfree. Kalau aku sih kalau menurut kaidah agama pastinya kontra, cuma aku kembalikan lagi ke yang menjalani. Pastinya dia dengan sadar paham konsekuensi memilih jalan itu. Tulisan mbak nia masyaAllah tidak terlihat menjudge sama sekali. Salam kenal dari saya mbak.
ReplyDeleteLagi rame banget dibahas nih
ReplyDeleteMemang anak adalah titipan Allah SWT, jika kita siap dengan amanah itu insya Allah, kita bisa mendidik dan membersamai anak dengan sepenuh hati. Tapi ketika, di awal sudah berkeinginan gak punya anak, kehadiran anak malah menjadi beban. Padahal anak itu anugerah.
ReplyDeleteKeputusan childfree harus dilihat dulu sih alasannya, memang itu menyalahi fitrah. Saya pun gak setuju dengan itu. Apalagi, banyak pasangan yg berjuang mendapat keturunan.
Sekadar opini, bagi pasangan muda jangan terburu-buru untuk memutuskan childfree. Mungkin itu lebih ke kesiapan mental aja untuk memiliki anak. Ada masanya, kehadiran anak sangat kita butuhkan. Banyak berdoa aja, karena Allah yg tahu mana yg terbaik utk kita.
Enak baca tulisannya, memberi berbagai pandangan.
ReplyDeleteMemang benar childfree adalah pilihan, namun masih sulit bagi Bunda menerimanya. Hehe.. Mungkin masih termasuk orangtua yang kolot ya? Entahlah, segala sesuatu selalu harus ada keselarasan.
Sebenarnya balik lagi ke cara seseorang memutuskan sesuatu dan tergantung prioritas dia juga
ReplyDelete